Kera dan Buaya

     Pada suatu hari, hiduplah seekor kera pintar di sebatang pohon apel merah yang sangat subur dan menghasilkan buah-buah yang segar. Si kera sangat senang dengan tempat tinggalnya yang berada di dekat sungai itu. Suatu saat ada seekor buaya yang berenang menghampiri si kera.
     "Permisi, kera. Ku dengar kau pemilik pohon apel ini, ya?" tanya Pak Buaya.
     "Ya, aku pemilik pohon apel ini. Ada yang bisa ku bantu?" jawab si kera.
     "Aku sangat lapar. Aku kesusahan mencari makanan di sungai ini," keluh Pak Buaya.
     Tanpa basa-basi, kera langsung menawarkan apelnya ke Pak Buaya. Pak Buaya sangat menikmati apel pemberian kera. Walau ia terus memakan apelnya, kera tidak merasa keberatan.
     "Kera, bolehkah aku datang lagi ke rumahmu bila aku kelaparan?" tanya Pak Buaya meminta izin kepada kera.
     "Tentu saja! Datang lah dan ambil apel sebanyak-banyaknya!" jawab kera.
     Pak Buaya datang esok harinya dan hari setelah esok dan dua hari setelah esok. Ia benar-benar datang setiap hari sehingga lama kelamaan si kera dan Pak Buaya menjadi teman dekat. Pak Buaya bercerita bahwa ia memiliki istri dan anak-anak di seberang sungai. Si kera dengan senang hati memberikan lebih banyak apel untuk dibawa pulang oleh Pak Buaya. Bu Buaya sangat menyukai apel-apel segar tersebut dan membuat Pak Buaya berjanji kepadanya untuk membawa apel untuknya setiap hari.
     Sementara itu, pertemanan kera dan Pak Buaya menjadi lebih erat seraya mereka menghabiskan waktu bersama setiap hari. Bu Buaya merasa cemburu dan ingin agar pertemanan mereka berakhir. Bu Buaya berpikir, jika si kera makan apel manis setiap hari, pasti jantungnya sama manis dengan apel yang dimakannya. Ia pun bertekad untuk memakan si kera, bukan apelnya. Akhirnya Bu Buaya berpura-pura sakit dan berkata pada Pak Buaya bahwa obat yang paling tepat untuk penyakitnya adalah jantung kera. Ia pun meminta Pak Buaya untuk membawa si kera ke rumahnya.
     Pak Buaya pergi ke pohon kera dan mengajak kera untuk menyeberang sungai di punggungnya. Dalam perjalanan Pak Buaya menenggelamkan dirinya secara sengaja.
     "Mengapa kau melakukan itu? Aku tak bisa berenang," tanya kera ketakutan.
     "Istriku sakit. Katanya cara agar ia sembuh adalah dengan memakan jantungmu. Jadi, aku harus membunuhmu dulu, kan?" jelas Pak Buaya.
     Si kera pintar pun mengatakan ia akan memberi jantungnya untuk menyelamatkan Bu Buaya dengan senang hati. Tapi, ia telah meninggalkan jantungnya di bawah pohon apel dan harus kembali ke rumahnya jika ingin mengambil jantungnya itu.
     Pak Buaya yang bodoh percaya dengan perkataan si kera dan langsung berenang menuju pohon apel. Untuk menyelamatkan dirinya, si kera pintar memanjat pohon apel secepat kilat. Dia mengatakan kepada buaya untuk memberitahu istrinya yang jahat bahwa dia telah menikah dengan orang paling bodoh di dunia.

Comments

Popular Posts